Jumat, 15 Mei 2015

Kisah Kakek penjaja buku

Entah kenapa saya ingin tulis cerita ini. Cerita ini berdasarkan hal yang saya alami. Hal yang membuat saya tergugah dan sadar akan satu hal mengenai hidup ini. Begini ceritanya.


Tengah hari atau pagi ya kali, kira kira jam 11-an gitu. Saya lagi nonton tv di ruang tengah tiba-tiba ada yang mengucap salam di depan rumah.
Karena saya kira ada tamu, jadi saya buru-buru lari keluar. Eh, ternyata itu seorang kakek-kakek. Saya kira minta sedekah. Kemudian saya hampiri kemudian tanya,"Iya kek, ada perlu apa ya?"
"Ini nak, mau belik buku." Sambil mengeluarkan buku-buku dalam tas yang di panggulnya.
"Buku apa kek?" Tanyaku iba melihat kakek itu.
"Ini nak banyak, ada buku sholat, buku doa, buku masak. Pilih aja nak." Kakek itu menawarkan dengan semangatnya.

"Yang ini berapaan ya kek?" Tunjuk ku pada buku yang dipegangnya.
"Oh, kalo ini 17rb aja."
"Kalo yang ini?"
"Ini 12 ribu."
"Bentar ya kek, mo ambil uang dulu."

Nah, disini la bagian.yang paling mengesalkan. saya lupa kalo gak punya uang. Astagaa. Gak mungkin bukan saya kembali ke depan lalu bilang sama kakek itu. Dan akhirnya pun saya mondar mandir cari uangnya. Bongkar tas kuliah yang ini yang itu, bongkar meja belajar, ngecek-ngecek di saya baju. aaa sedihnyaa.
Sampai kakek itu manggil lagi sangkin lamanya ya kali.
Astaga, kemana semua uang larinya saat mau melakukan hal baik.
Pada akhirnya ketemu juga uang  Rp. 7000 dan recehan lainnya.

Kembali ke kakek itu, saya tanya "Yang ini berapa kek?"
"Ini, Rp. 17,000 "
"Kalau yang ini berapa?" Tanya ku lagi mencari harga yang murah.
"Ini Rp.12,000 aja." Menyodorkan buku itu.
"Yaudah kek, yang ini aja." Tunjuk ku pada buku kecil, buku kumpulan doa anak-anak.
"Ini kek uangnya." Sambil memberi uang receh-receh tadi sambil menghitungnya.
Kemudian kakek itu  berterima kasih dan mendoakan saya banyak rezeki dan saya hanya bisa mengaminkannya, dan dalam hati saya berdoa untuknya .

Kakek itu beranjak pergi dengan terpincang pincang. Salah satu kakinya cacat, kakinya itu tertekuk itu lumpuh. Ia hanya dapat menggunakan kaki kirinya. Kemudian menaiki sepedanya tapi tidak dikayuh melainkan di dorong menggunakan kakinya yang lain.

Astaga saya terharu melihat perjuangannya, walau kondisi fisiknya tak sempurna yang lain. Tapi ia tidak mengaharap belas kasih orang lain dengan tidak bekerja. Semangat hidup yang tinggi baru saja ia tunjukkan pada saya.

Setelah itu saya intropeksi diri, agar dapat mensyukuri yang saya dapat.
Saya menghargai apa yang ia lakukan, dengan membeli buku nya, walau buku itu tidak terlalu saya butuhkan, tapi saya bisa memberinya pada adik saya.

Di jaman sekarang ini kakek itu masih saja menjajakan buku-buku itu padahal sudah banyak tokoh buku dan e-book tapi masih dengan semangatnya dia masih melakukan itu.

Semoga Allah memberi kesehatan dan rezeki untuk nya.



Semoga menginspirasi ya.

Tidak ada komentar :