Semua orang takut gelap begitu juga aku. Tapi tolong beri
aku setitik cahaya terang di hatiku dan di rumah terakhirku kelak.
Aku
merindukan kematian karena kelak ia pasti datang menjemputku. Tapi aku masih
takut, tak cukup banyak hal baik yang ku tanam. Karena hidup untuk mati dan
mati untuk hidup.
Hidup yang sekarang bukan yang sesungguhnya. Kita hanya
menumpang singgah dan di persinggahan itu kita belajar banyak hal untuk bekal
diperjalanan yang berikutnya, yaitu kematian.
Di sana juga kita hanya bersinggah
menanti akibat benih yang kita tuai di
dunia, baik dan buruknya. Kemudian sampailah kita pada akhir yang sesungguhnya.
Yang akan sangat dinanti.
Begitu banyak hal yang menyesaki hati dan pikiran namun beri
aku sedikit ruang.
Ruang untuk mengingat-Mu wahai sang Penciptaku.
Maaf kadang aku melupakan-Mu, terbuai indah dunia ini,
terjebak oleh tipu daya syaitan.
Berubah untuk menjadi sedikit lebih baik membutuhkan sebuah
proses yang tak mudah.
Begitu banyak yang harus dilalui untuk menjadi berguna. Proses
yang menempa jati diri.
Memiliki hati yang tulus tanpa akal bulus, hati yang bersih
tanpa sebutir debu, dan jauh dari buruk sangka pada-Mu, Sang khalik. Tapi hamba-Mu
tak sesempurna itu.
Yang ku yakini, Engkau pasti lebih tau yang terbaik bagi
hamba-Mu.
Engkau pasti memiliki alasan serta sebab hamba-Mu tercipta
untuk apa dan untuk siapa.
Karena ku tau tak ada hal yang sia-sia bagi-Mu.
Semoga dalam tiap hembusan napas, kedipan mata dan detik
sisa hidup hamba, Engkau selalu melindungi hamba-hamba-Mu. Ya Allah, Sang Penciptaku.
Yaampun cacatan apasih, kok gini.. yaudah cuma mau menuang
isi hati aja si.
Wassalamualaikum.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar